Monday, May 6, 2019

Maaf, Kutiduri Mamamu

Maaf, Kutiduri Mamamu

Ini tentang sebuah persahabatan
Persahabatan yang tak pernah tergerus oleh jaman
Hingga datang sebuah bisikan setan
Bisik yang berujung pada sebuah penghianatan
Dia orang yang yang ku sayangi melebihi diri ku sendiri. Dia yang selalu bersamaku melakukan segala hal. Menyusuri dunia hitam bersama. Tertawa bersama di tengah malam yang memabukkan. Dimana ada kamu disitu ada aku. Aku dan kamu tak terpisahkan.
Keluargamu merawatku semenjak kedua orang tuaku memutuskan untuk mengabil jalannya masing-masing. Keluargamu yang merawatku dan membesarkanku. Aku sangat mencitai kau dan keluargamu. Tidak pernah ada masalah di antara kami.
Sahabatku itu merupakan putra tunggal dari keluarga berada. Ayahnya seorang pelayar yang jarang di rumah. Sementara mamanya adalah seorang wanita karir yang cantik. Dari sinilah mula sebuah peristiwa ini.
Mamanya yang merasa kesepian karena suaminya jarang pulang. Merayuku untuk memnuhi kebutuhannya sebagai seorang wanita. Namun aku selalu menolak permintaannya. Biar bagaimana pun dia adalah mama dari seorang sahabatku.
Namun terus dia memintanya, membuatku menuruti permintaannya. Sebuah bisikan mendorongku untul menurutinya. Bisikan dengan alasan membalas budi yang telah mereka berikan padaku. Ku turuti permintaannya. Pada malam itu aku memasuki kamarnya dan kami mulai bercinta.
Pagi setelah malam itu aku merasa sangat berdosa. Namun bisikan-bisikan itu kembali membuatku melupakan dosa itu. Hingg terjadi malam kedua, malam ketiga dan malam-malam selanjutnya. Enam malam berturut-turut kami melakukannya.
Kecurigaan muncul dari dalam dirimu (sahabatku). Itu terlihat dari sorot matamu yang sinis kepadaku. Tak lagi ada simpati seperti dulu. Hingga  tiba pada malam ke-7. Malam dimana  kau  memergoki diriku sedang bersama  mamamu. Kau  dobrak pintu kamar mamamu. Sorot matamu  yang mengerikan dan sebuah belati yang kau genggam sangat membuatku ketakutan.
Kau  berjalan dengan arahku dengan penuh kemarahan dan kebencian. Kau berusaha dengan sekuat tenaga untuk menamcapkan belati itu ke tubuhku. Namun dengan cepat ketangkap tanganmu, dan terjadi perkelahian antara aku dan kau di kamar mamamu.
Matamu yang penuh dengan kebencian membuat amarahku semakin memuncak. Aku berhasil merebut  belati itu. Kini angin berpihak padaku. Amarahku semakin bertambah dengan belati yang kini berada di tanganku. Aku melihat matamu, semakin benci aku dengan itu. Aku tusukkan belati itu kematamu dan ku congkel keluar mata yang penuh kebencian itu. Teriakkanmu justru semakin memacu diriku untuk membunuhmu. Tanpa basa basi ku tancapkan belati itu tepat di jantungmu. Kau memandangku dengan satu mata yang tersisa. Ku pegangi tubuhmu, ku rasakan getaran di dalamnya. Sementara belati masih menancap di jantungmu. Ku rasakan tubuhmu semakin lemas, ku letakkan pelan-pelan di lantai. Ku cabut  belati itu, dnan ku tancapkan lagi di lehermu. Kini kau telah benar-benar mati.
Melihat peristiwa itu, mamamu beteriak dengan keras. Ku alihkan pandanganku ke arah mamamu. Ku pandang dia dengan tatapan yang mengerikan, bahkan Achiles pun akan lari ketakutan dengan tatapan mata itu. Ku hampiri mamamu. Dan ku gorok lehernya. Kini dia telah menyusulmu.
Sesaat setelah kejadian itu. Perlahan secara berangsur-angsur kesadaranku mulai pulih. Tubuhku lemas, melihat dua orang yang ku sayangi telah pergi karena perbuatan kejiku. Aku menangis di antara dua mayat itu. Ku lihat bayangan hitam tertawa puas atas pembunuhan keji yang telah ku lakukan. Amarahku semakin bertambah dengan hal itu.
Namun setelah itu, kau kembali berbisik kepadaku untuk mengubur mayatmu dan mamamu di belakang rumah. Namun  hal ini terlalu berisiko untuk diketahui oleh tetangga dan sangat susah menggali dua makam dalam semalam hanya aku seorang. Bisikan-bisikan yang entah dari mana datangnya, kembali menyapaku. Kali ini dengan ide yang leih gila. Bisikan itu menyeruhku untuk memotong 2 mayat tersebut menjadi beberapa bagian. Kemudian dimasukkan dalam kardus dan dibungkus dengan rapi sehingga terlihat seperti hadiah  sebuah bingkisan.
Namun semakin ku turuti bisikan itu, semakin terasa memecahkan kepalaku. Aku tak tahan lagi dengan bisikan-bisikan itu. Hingga ku temui ide terakhir. Ya, sebuah ide yang terbaik menurutku. Kami hidup selalu bersama, mati pun juga harus bersama. Aku sudah tak bergairah lagi dengan hidup ini tanpa kalian berdua. Lebih baik ku bakar diri ini bersama kalian berdua. Mulai aku mengangkat jasatmu ke ranjang. Ku sandingkan dengan jasat mamamu. Aku turut tidur di samping kalian. Mulai ku nyalakan api dan ku biarkan membakar tubuh kami menuju keabadian.
My friend
Kita memang ditakdirkan untuk bersama selalu
Tak mengenal batas waktu
Maafkan semua kesalahanku
Maaf, telah kutiduri mamamu
Maaf, telah kuhancurkan hidupmu
Jika nanti kita bertemu
Aku harap kau tidak membalasku
the end
←ψ→
Masih latihan nulis fiksi. Cuma fiksi dari seorang newbie. Hehehehehehe. Jika ada kesamaan dalam dunia nyata, itu bukan faktor yang ku sengaja. Wkwkwkwkwkwkwk. Ini semua tidak nyata, hanya berfantasi ria. Hehehehehe. Gambar: kolesi pribadi. Downloadnya udah lama jadi lupa alamatnya. Hehehehehe. Saloom —Mex'r—
HALAMAN :
  1. 1
  2.  
  3. 2

Comments


EmoticonEmoticon